Guru Besar ISI ungkap perubahan dalam dunia wayang
“Pada era sekarang atau dalam waktu sekarang ini, kiranya mengalami perubahan. Menurut pengamatan saya ada tiga perubahan yang sangat menonjol,” kata Soetarno saat dialog budaya “Nilai Etika Moral Pewayangan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara” di Gedung Pewayangan Kautaman, Jakarta, Kamis. Pertama, ia mencatat adanya diskontinuitas epistemologis filosofis, di mana adegan wayang yang dahulu sarat dengan nilai spiritual dan sakral kini lebih mengarah pada hiburan semata. Baca juga: Budayawan sebut wayang jadi representasi kehidupan manusia Baca juga: Mengenal 5 dalang terpopuler yang melestarikan seni wayang Indonesia Kedua, ada diskontinuitas estetika, di mana pertunjukan wayang saat ini lebih mengutamakan kepentingan penonton ketimbang standar estetika yang diajarkan oleh para ahli wayang. Yang terakhir, ia menyebutkan diskontinuitas sosial-ekonomi, dengan semakin menguatnya unsur glamor dan hiburan instan dalam wayang, mengurangi nilai-nilai luhur yang dahulu ada. Namun, meski terjadi perubahan besar, Guru Besar ISI tersebut menekankan pentingnya tetap menjaga nilai-nilai estetika dalam pertunjukan wayang. Ia mengapresiasi dalang seperti Naso Sabdo yang tetap mempertahankan nilai-nilai tersebut dalam pertunjukannya, seperti yang terlihat pada Karnotanding tahun 1980 di Surakarta. Dalam kesempatan ini, ia juga mengangkat kisah Adipati Karna dalam “Mahabharata” sebagai contoh dilema moral yang relevan, yang harus berperang melawan saudaranya Arjuna, menunjukkan keteguhan moral berdasarkan kewajiban, bukan perasaan pribadi. Hal itu ia kaitkan dengan ajaran “Immanuel Kant”, yang menekankan bahwa tindakan moral harus didasari oleh kewajiban. “Kant mengajarkan bahwa manusia harus mendasarkan perbuatannya pada kewajiban dan bukan dalam hal yang lain. Bukan untuk keluarga, bukan untuk pribadinya, dan sebagainya,” ungkapnya. Ia pun menekankan pentingnya “laku utama”, nilai moral yang mengajarkan manusia untuk bertindak baik, toleran, dan menjunjung tinggi kebenaran. Nilai ini, menurutnya, harus diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi menciptakan harmoni. Baca juga: Peringati Hari Wayang Nasional, Menbud ajak lestarikan wayang Baca juga: 5 lakon wayang dengan kisah legendaris dan pesan moral yang kuat Baca juga: Sejarah perkembangan Wayang kulit sebagai warisan budaya Indonesia Pewarta: Putri Hanifa |
bocoran sidney besok toto9114d sydney jitu wanwantotosydney jam 3 wanwantotosydney 4d hari ini toto911ceklis sidney martabetotopembukaan sdy spgtotountuk sidney spgtotolivesdy wanwantotopetruk sydney spgtotobocoran sydney langsung dari pusat spgtotosydney 2022 hari ini spgtotosyairan sydney martabetotocara merumus sydney wanwantotono sidney sekarang martabetotopengeluaran sdy hari ini 2022 spgtotoputaran sdy spgtotobocoran sydney akurat spgtotolip sdy spgtotosdy 6d toto911mingguan sidney toto911rtp slotslotslotslot demoagen slot gacorslot onlineslot gacortoto macaurtp slottogeltogelagen togel resmitoto togelslotslottogel