opesia sidney toto911: Mahasiswa Bengkulu ciptakan SiiFiber, alat penyaring untuk air bersih
toto togel 2024-11-15 11:45:06
0
Mahasiswa Bengkulu ciptakan SiiFiber,opesia sidney toto911 alat penyaring untuk air bersih
- Kamis, 7 November 2024 20:04 WIB
SiFIBER tidak hanya menawarkan hasil yang lebih baik dalam penyaringan air, tetapi juga biaya yang terjangkau karena memanfaatkan bahan lokal dan tidak memerlukan tambahan energiKota Bengkulu (ANTARA) - Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Tri Mandiri Sakti Bengkulu menciptakan SiFIBER, teknologi filtrasi yang mampu meningkatkan kualitas air tanah sehingga lebih aman digunakan masyarakat, terutama mencukupi kebutuhan air bersih.
“SiFIBER tidak hanya menawarkan hasil yang lebih baik dalam penyaringan air, tetapi juga biaya yang terjangkau karena memanfaatkan bahan lokal dan tidak memerlukan tambahan energi,” ujar Dosen Kesehatan Masyarakat (Kesmas) STIKES Tri Mandiri Sakti, Susilo Wulan, sekaligus ketua tim inovasi saat dikonfirmasi dari Kota Bengkulu, Kamis.
Ia mengatakan krisis air bersih masih menjadi tantangan utama di beberapa wilayah perkotaan di Indonesia, termasuk di RT 35 dan 37 Kelurahan Sidomulyo, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Banyak warga di daerah ini hanya memiliki akses ke air tanah dari sumur gali atau sumur bor yang kualitasnya kurang layak untuk kebutuhan sehari-hari.
Permasalahan tersebut, kata dia, memicu kebutuhan teknologi solusi yang praktis dan terjangkau.
Baca juga: Unkhair terapkan teknologi penyaring air berbasis limbah pertanian
Ia mengatakan inovasi berbasis pada teknologi saringan pasir, SiFIBER menggunakan lapisan pasir, kerikil, serta bahan penyaring lainnya seperti pasir silika, zeolit, dan karbon aktif untuk menyaring partikel besar, logam berat, serta senyawa organik yang dapat membahayakan kesehatan.
Dalam uji coba awal di Masjid Al Fattah, ia mengatakan kualitas air menunjukkan peningkatan signifikan dengan penurunan tingkat Total Dissolved Solids (TDS) dan Electrical Conductivity (EC).
TDS adalah ukuran banyaknya zat yang terlarut dalam air, seperti mineral dan garam. Satuan pengukurannya adalah ppm (bagian per juta). Jika TDS dalam air tinggi, air mungkin terasa kurang enak atau berbau, bahkan bisa tidak aman untuk diminum. Air minum yang baik umumnya memiliki TDS di bawah 300 ppm, sementara TDS di atas 500 ppm dianggap tinggi dan bisa menandakan adanya kontaminasi.
Sementara EC mengukur seberapa baik air dapat menghantarkan listrik. Hal ini tergantung pada banyaknya ion (partikel bermuatan) yang ada dalam air, biasanya dari mineral dan garam.
EC diukur dalam satuan µS/cm (mikrosiemens per sentimeter). EC yang tinggi bisa berarti ada banyak mineral atau zat lain yang mungkin kurang aman untuk diminum. Biasanya, semakin banyak zat terlarut dalam air, semakin tinggi nilai EC-nya.
Baca juga: Korban banjir Kepahiang Bengkulu butuh air bersih dan bahan pangan
Wulan mengatakan proyek SiFIBER tidak hanya sebagai solusi teknis, tetapi juga melibatkan masyarakat setempat melalui penyuluhan dan pelatihan pembuatan alat penyaring air. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya air bersih dan cara merawat alat penyaring agar tetap berfungsi optimal.
"Inisiatif ini diharapkan dapat menumbuhkan kemandirian masyarakat dalam menjaga kualitas air yang mereka gunakan," ujarnya.
Inisiatif pengabdian masyarakat ini mendapat dukungan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, yang memberikan pendanaan untuk pengembangan teknologi ini. Dukungan ini memungkinkan tim untuk melakukan riset dan implementasi langsung di lapangan.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, kata dia, diharapkan program ini dapat menjadi model yang menginspirasi dan membantu daerah-daerah lain di Indonesia dalam menghadapi permasalahan serupa, serta memberikan dampak nyata bagi kesehatan dan kualitas hidup masyarakat.
Baca juga: Itera buat inovasi penyaring air berbahan alami untuk pelaku UMKM tahu
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024